29 Maret 2011
Sisi Geometri dalam Sepak Bola
Sepak bola adalah cabang olahraga yang menuntut teknik permainan tinggi, keahlian mumpuni, dan kerja sama tim yang solid. Geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, ukuran, dan ruang.
Lantas, apakah keduanya saling berhubungan? Tentu. Geometri dalam sepak bola tak sekadar bentuk formasi saat bertahan atau menyerang, tapi juga sangat berhubungan dengan ukuran, bentuk, dan bidang.
Simetris adalah konsep dasar geometri. Dalam membuat garis batas di lapangan, unsur kesamaan sangat penting. Panjang dan pendek garis di satu sisi lapangan harus sama dengan sisi lainnya. Garis-garis itu memiliki ukuran yang identik.
Lapangan sepak bola memiliki ukuran panjang yang dinyatakan dalam satuan meter dan berbentuk persegi panjang. Selain itu, bentuk lain adalah setengah lingkaran di atas kotak penalti atau lingkaran penuh di tengah lapangan.
Selain berbagai bentuk garis di lapangan, bola yang digunakan memiliki bentuk dan volume. Jabulani, bola yang digunakan pada Piala Dunia kali ini, diyakini memiliki bentuk bulat mendekati sempurna, seperti yang diklaim Adidas.
Sempurna? Adakah pengaruhnya? Tentu. Semakin sempurna bentuk bola semakin bagus arahnya saat melayang di udara. Selain itu, pantulan bola menjadi lebih tinggi dan pemain semakin mudah mengontrol bola.
Geometri juga sangat penting dalam menentukan posisi bagi kiper. Ketika bola mendekati gawang, kiper harus maju. Mengapa? Semakin dekat ia dengan bola, maka sudut atau ruang tembak lawan semakin sempit. Artinya, peluang kiper untuk menahan bola pun menjadi besar.
Bagaimana kiper memposisikan diri di lapangan bukanlah satu-satunya yang melibatkan geometri. Formasi permainan sangat kental akan cabang ilmu matematika ini. Pelatih dari tim yang kalah dalam pertandingan terkadang menyalahkan ketidakmampuan para pemainnya dalam menjaga formasi.
Formasi dalam sepak bola ditandai dengan tiga deret angka, dengan jumlah pemain belakang di bilangan pertama, kemudian pemain tengah, dan terakhir pemain depan atau penyerang. Contohnya, tim yang menampilkan empat pemain belakang, empat tengah, dan dua di depan ditulis 4-4-2.
Formasi lain yang umum digunakan selain 4-4-2 adalah 3-5-2, 4-5-1, 3-4-3, dan 4-3-3. Masing-masing formasi memiliki kelebihan dan kekurangan tentunya, bergantung pada kebutuhan tim. Dalam hal ini, berpikir secara geometri akan sangat membantu.
Variasi formasi dapat diutak-atik, terutama di lapangan tengah. Sebagai contoh, formasi 4-4-2, empat pemain tengah dapat diposisikan dalam beberapa bentuk. Wajik: satu pemain tengah di depan, satu di belakang, dan dua lainnya di sisi kanan dan kiri. Kotak: dua di depan dan dua di belakang. Trapezium: seperti kotak, tapi posisi depan dan belakang tidak sejajar.
Bentuk seperti itu tak hanya bermanfaat untuk menahan atau melakukan serangan, tapi juga untuk menjebak lawan agar masuk perangkap off-side. Formasi yang rapi akan membuat pemain depan tim lawan mudah terperangkap off-side.
Chelsea, misalnya, sukses menerapkan teori geometri pada musim lalu sebelum meraih trofi Liga Primer Inggris. Pelatih Carlo Ancelotti menekankan disiplin tinggi kepada pemain tengahnya untuk menjaga formasi segitiga yang terbukti ampuh. Formasi ini membuat pemain memiliki ruang untuk mengoper bola. Selain itu, jika pemain satu kehilangan bola, pemain di belakang siap membantu.
Arsenal selalu mengandalkan bentuk kotak dan segitiga di lapangan tengahnya. Bola dapat dengan mudah bergulir dari satu kaki ke kaki pemain lain. Sepanjang musim lalu, formasi ini banyak diadopsi oleh tim Liga Primer lantaran bangunannya yang kokoh saat menyerang maupun bertahan. Sepak bola akan jauh berbeda tanpa geometri.
Dalam hal teknik bermain bola, unsur geometri juga terlibat di dalamnya. Tendangan melengkung, teknik membuat bola berputar, dan menendang bola membentuk arah parabola adalah beberapa contoh bentuk dalam geometri. Mencungkil bola juga sebuah teknik berdasarkan geometri.
Saat terjadi tendangan bebas, tiga hingga lima pemain akan membentuk “tembok pagar” di depan gawang. Tapi, bagi David Beckham, itu bukan masalah. Melalui pengetahuan dasar-dasar geometri, bola dapat melesat melengkung dan menuju titik sasaran yang diinginkan. Dan gol pun tercipta.
Pendek kata, sepak bola dan geometri akan selalu berdampingan dan diterapkan dalam seluruh pertandingan. Terlepas apakah pemain mengerti tentang dasar-dasar teori geometri atau tidak, mereka akan selalu bersinggungan dengan ilmu cabang matematika ini. Yang penting adalah berlatih, berlatih, dan berlatih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar