12 April 2011
ROKOK
Sumber : Ganeca Exact
APA SIH ROKOK ITU?
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintesis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari merokok, misalanya kanker paru-paru atau serangan jantung.
MENGAPA ORANG MEROKOK
Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dana janin.
Kalimat tadi pasti ada di setiap bungkus rokok. Akan tetapi, mengapa juga banyak orang yang merokok?
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok belum juga surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hamper setiap saat sapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Bahkan, jika orang merokok di sebelah ibu yang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap tenang mengembuskan asap rokoknya. Ironisnya, orang-orang yang ada disekelilingnya acapkali tidak perduli.
Hal yang lebih memprihatinkan lagi, usia mulai merokok setiap tahun semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok di usia SMP, sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai merokok secara diam-diam.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Silvan Tomkins ada 4 tipe perilaku merokok. Keempat tipe tersebut adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Artinya, dengan merokok ia akan merasakan penambahan rasa positif yang membuat dirinya tenang dan bahagia. Pada umumnya, ada beberapa alasan dari perokok tipe ini, yaitu :
a. Relaksasi untuk kesenangan, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat. Misalnya, merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Rangsangan untuk meningkatkan kepuasan. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kesenangan memegang rokok. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh persaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif. Misalnya, jika ia marah, cemas, atau gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok karena kecanduan psikologis (psychological addiction). Mereka yang sudah kecanduan, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang. Mereka mumunya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, acapkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
Penyebab remaja merokok :
1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu memerhatikan anak-anaknya dan senang memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang bahagia.
Adapun remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang biasanya lebih sulit untuk terlibat dengan rokok dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”.
Pengaruh paling kuat yang menyebabkan seorang remaja merokok adalah jika orang tuanya sendiri menjadi figur contoh, yaitu sebagai perokok berat. Dengan kata lain, apabila orang tuanya perokok, sangat besar kemungkinan anak-anaknya pun menjadi seorang perokok. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini juga akan lebih terlihat pada remaja putri.
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Menurut penelitian, di antara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula. Sebaliknya, remaja yang tidak merokok juga memiliki tidak kurang dari 87% sahabat yang tidak merokok.
3. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau alasan untuk melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Di samping itu, orang-orang yang memiliki tingkat kompromi sosial tinggi juga lebih cenderung mudah untuk terjebak dalam rokok.
4. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau glamour, membuat remaja kerapkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut.
Perokok Pasif
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan zat-zat kimia yang dikandung asap rokok dapat memengaruhi orang-orang tidak merokok di sekitarnya. Orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok) inilah yang disebut dengan perokok pasif.
Perokok pasif memiliki risiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Selain itu, mereka juga dapat mengalami beberapa gejala gangguan kesehatan lainnya, seperti iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak nafas.
Ibu hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, menyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya oksigen yang dterima janin.
Anak-anak yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Mereka juga mempunyai kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupan mereka.
Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat risiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok. Di Amerika Serikat, setiap tahun setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar