30 November 2011

Alternatif Permasalahan Evaluasi dan Penilaian


Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi. 


1.      Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2.      Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3.      Sebagai ukuran tingkat penguasaan kompetensi,untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4.      Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5.      Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
6.      Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.



Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
Dalam melakukan penilaian, seorang guru harus mengerti prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian.  Menurut stiggins (1994:9-15), prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian adalah sebagai berikut :
1.      Berfikir Jernih dan Komunikasi Yang Efektif
2.      Guru Sebagai Pemegang Otoritas
3.      Siswa Sebagai Pemegang Kunci
4.      Target yang Jelas dan Tepat
5.      Penilaian Bermutu Tinggi
6.      Memperhatikan Dampak Hubungan Antarpribadi
7.      Penilaian Sebagai Instruksi

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu :
1.      Domain kognitif
( pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika matematika).
Komponen evaluasi dalam proses pembelajaran memegang peranan penting karena untuk mengukur apakah tujuan yang telah dirumuskan dan diajarkan melalui pembelajaran sudah tercapai atau belum. Untuk mengukur tujuan yang telah dirumuskan yang mencerminkan perilaku siswa sebagai hasil belajar dapat diukur melalui tes maupun non tes.
2.      Domain afektif
( sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional ).


3.      Domain psikomotor
( keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal ).
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.
Dalam penyelenggaraan penilaian belajar sekolah wajib memenuhi standar pengelolaan sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 19 tentang Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik  sekolah :
·         Menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan.
·         Menggunakan Standar Penilaian Pendidikan sebagai landasan.
·         Menyusun catatan menyeluruh termasuk bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan dokumentasi.
·         Mensosialisasikan hasil penilaian belajar.
·         Menelaah perkembangan  secara periodik, berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab.
·         Menetapkan prosedur yang mengatur transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan.
·         Mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai.
·         Menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.
·         Menyiapkan metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan sumatif, sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang digunakan.
·         Menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
·         Memantau kemajuan yang dicapai oleh peserta didik serta didokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan kepada peserta didik untuk perbaikan secara berkala.
·         Mendokumentasikan penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan, keandalan dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian.
·         Melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi di atasnya.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan penilaian dan evaluasi pembelajaran, penilaian pembelajaran untuk tiap tingkat sekolah diharapkan tidak lagi hanya terfokus pada penilaian yang berbasis pada hasil belajar dengan teknik tes tertulis, namun juga pada proses pembelajaran dan dengan teknik non-tes. Dengan melaksanakan sebaik-baiknya penilaian terhadap proses pembelajaran, diharapkan dapat diperoleh data yang memadai untuk umpan balik guru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dapat dipilih dan dilakukan usaha yang tepat untuk meningkatkan kemajuan dan hasil belajar siswa. Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran juga disarankan agar alat ukur dan teknik yang digunakan hendaknya menuntut siswa mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, cara berpikir, idea tau gagasan ilmiahny. Untuk itu teknik yang digunakan tidak hanya tes, namun juga non-tes. Dengan cara demikian sedikit demi sedikit akan berkurang siswa-siswa yang nilai untuk suatu pelajaran di rapor tertulis 6, namun kemampuan sebenarnya (kompetensinya) bernilai 4 atau bahkan kurang dari 4.  Maka dari itu, perlu adanya pemahaman dan referensi yang memadai tentang penilaian pembelajaran dalam mengelola penilaian pembelajaran bagi para pengelola pendidikan, khususnya guru, kepala sekolah, dan pengawasnya.
Dan menurut buku Mengukur Hasil Belajar (hal 72-74) yang di susun oleh Drs. Azhari Zakri menyatakan evaluasi bermanfaat bagi guru untuk :
1.      Mengukur kompetensi atau kapabalitas siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.
2.      Menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan sehingga dapat menentukan tindakan perbaikan yang cocok yang dapat diadakan.
3.      Memutuskan ranking siswa, dalam hal kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah disepakati.
4.      Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar yang digunakan.
5.      Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pengajaran dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.
6.      Memberikan umpan balik kepada kita informasi bagi pengontrolan tentang sesuai tidaknya pengorganisasian belajar dan sumber belajar.
7.      Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tersebut.
            Proses  evaluasi  berkaitan  dengan pencapaian  dalam memperoleh  kemampuan  sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama guru  dalam  kegiatan  ini  adalah  merancang  instrument  yang  dapat  mengumpulkan  data  tentang  keberhasilan  siswa  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Berdasarkan  data  tersebut  guru  dapat  mengembangkan  dan  memperbaiki  program  pembelajaran.  Sedangkan  tugas  desainer,  selain  menentukan  instrument  juga  perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya.  Hal  ini  perlu  dilakukan,  sebab  dengan  kriteria  yang  jelas  dapat  ditentukan  apa  yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran.
Dalam  perencanaan  dan  desain  pembelajaran,  rancangan  evaluasi merupakan  hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat, maka  kita  dapat  menentukan  efektivitas  program  dan  keberhasilan  peserta  belajar dalam   melaksanakan  kegiatan pembelajaran,  sehingga  informasi dari  kegiatan evaluasi  seorang  desainer  pembelajaran  dapat  mengambil  keputusan  apakah  program  pembelajaran  yang  dirancangnya  perlu  diperbaiki  atau  tidak,  bagian  mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki. 
Berdasarkan target-target pencapaian hasil belajar, metode evaluasi hasil belajar dapat di tentukan. Metode dasar yang dapat di gunakan untuk menilai target-target hasil belajar yang di harapkan dari siswa tersebut, di antaranya adalah respon pilihan, esai, asesmen kinerja, komunikasi personal, dan portofolio.

Sumber :
Herliani, Elly. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
http://gurupembaharu.com/home/?p=3102
http://re-searchengines.com/afdhee5-07-2.html
http://www.tempointeraktif.com
p4tkmatematika.org/downloads/smk/PENILAIAN.pdf
http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/22561
http://usmanbio.wordpress.com/2011/10/06/penilaian-hasil-belajar-siswa/
http://zonependidikan.blogspot.com/2010/06/pengertian-penilaian-menurut-para-ahli.html
http://www.tkplb.org/documents/etraining-media%20pembelajaran/4.Perencanaan_Desain_Pembelajaran.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar