26.08.12 (18.00 WIB)
Angka-angka di atas memiliki sejuta arti sekarang bagiku. Meski hanya
masih beberapa bulan dengannya, tetapi aku merasa sangat dekat dengannya. Saat
itu, pada tanggal dan pukul itu, dia dan temannya sengaja pamit untuk kembali
ke kota dimana dia bekerja. Dia akan pulang ke kota Sidoarjo, sedangkan
temannya akan kembali ke kota provinsi Kalimantan. Mulanya hanya berpikir
pertemuan seperti biasa antara aku, dia dan temannya. Tetapi di luar dugaanku,
dia kembali lagi mengutarakan lima huruf sederhana itu. Lebih dari itu, dia
ingin menjadikan aku sebagai pemilik hatinya. Sungguh ajaib ketika dia meminta
sesuatu yang bagiku bukan untaian kata sederhana. Lima huruf itu kini menjadi
sangat luar biasa.
Waktu pun berlalu hingga hampir larut malam. Dia masih menunggu
jawabanku, jawaban antara iya ataupun tidak. Mungkin hanya masalah waktu yang
membuatku mampu menjawab pertanyaannya. Tetapi apa yang lagi yang harus aku
pikirkan jika memang aku benar-benar ada rasa padanya. Lagi-lagi kutatap
matanya seakan tidak percaya dengan kata-katanya. Jujur saat itu mulutku kaku
dan sulit untuk mengeleuarkan seucap kata itu. Kata yang sangat singkat tetapi
membutuhkan keberanian yang amat besar bagiku. Kuombang-ambingkan ibarat perahu
yang sedang berperang melawan ombak di laut. Yaa.. memang kacau saat itu
suasana hatiku. Sulit sekali menenangkan ombak yang saat itu pasang di sisi
perasaaanku. Di hadapan dia, di hadapan temannya kata itu sungguh amat berat
untuk diucapkan. Seakan kata itu ada di kerongkongan dan tidak mau naik ke atas
mencari udara segar. Fiuuuh...
26.8.12 (19.30 WiB)
Angka di atas ini
sekarang menjadi awal ceritaku dengan dia. Tanggal dua puluh enam bulan agustus
tahun dua ribu dua belas, tepat pukul delapan belas lebih tiga puluh malam aku
mampu membungkus semua ketakutan selama ini. Setelah bolak-balik dia menerima
telepon dari ibunya, mungkin saatnya waktu itu aku harus berani menjawabnya.
Teman dia sudah kembali dulu sebelum aku menjawab pertanyaan dia. Temannya
harus balik cepat-cepat ke Kalimantan. Sedangkan dia masih setia menungguku.
Menunggu jawaban dariku.
Kutarik nafasku
dalam-dalam.. kubuang jauh-jauh semua pemikiranku tentang masa laluku. Aku
tidak mau berpatok dengan apa yang sudah terjadi padaku dulu. Aku hanya butuh
spion sebagai tanda peringatanku akan masa-masa laluku. Bukan untuk mengingat
ataupun mengenang. “iya” jawabku atas pertanyaannya. Jawaban sederhana yang
hanya terdiri dari tiga huruf itu yang sedari tadi susah untuk kuucapkan. Dan akhirnya aku mampu memberikan
jawaban itu kepada dia. Jawaban yang kini membuat hidupku benar-benar berubah.
Hujan dan badai itu telah menjauh pergi, dan saat ini hanya ada pelangi yang memiliki
berbagai warna yang melukis hari-hariku. Merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu. Senang, sedih, duka, gembira, dan sebagainya turut mewarnai
kehidupan kita.
Aku + Dia = Kita (Y)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar