C
|
inta,, sebuah kata sederhana yang hanya memiliki lima huruf. Lima
huruf yang dapat membuat orang menangis ataupun tertawa. Lima huruf yang dapat
membuat orang berduka ataupun bahagia. Lima huruf yang dimana kita tidak dapat
mendefinisikannya hanya dengan waktu sehari. Begitu hebatnya lima huruf
tersebut hingga ia dapat mengalahkan segalanya, kecuali kekuasaanNya. Lima
huruf yang akan dan selalu bermuara, hingga ia menemukan pelabuhan yang
menurutnya tepat.
Bagiku cinta memiliki
arti yang luar biasa. Kadang aku tersenyum dibuatnya, tetapi terkadang juga aku
dibuatnya menangis. Tatkala hatiku berontak, tetapi cinta selalu datang
mendamaikannya. Ia bagai mukjizat sederhana bagi umatnya.. Yaps lima huruf itu
memang tidak akan pernah ada habisnya untuk dibicarakan.
*****
Terakhir kali aku
mengenal cinta mungkin sudah lama dan hampir terlupa. Cinta dari seorang
laki-laki yang kukenal dengan kepolosan rupanya, kearifan budinya, dan santun
tingkah lakunya yang ternyata semua hanya topeng belaka. Topeng yang terpasang
dengan rapi dan sebegitu melekatnya hingga membuat semua orang menganggapnya
bagai kupu-kupu cantik nan elok. Kupu-kupu yang terbang mencari sari putik yang
tak cukup jika hanya dari satu tangkai bunga. Yaa mungkin seperti itu wujud
aslinya. Hanya bermodal senyum manis yang tak lain senyum palsu.
Yang aku tahu.. kini aku
harus berjalan setapak demi setapak lagi memunguti sisa-sisa semangatku yang
ada. Kuambil segenggam demi segenggam dan kucoba mengumpulkan lagi asaku yang
sempat terbuang sia-sia. Seluruh asaku tidak boleh usai hanya karena makhluk
sepertinya. Sopan sekali aku menyebutnya makhluk?? makhluk Tuhan yang baik
tidak akan akan tega melakukan hal semacam itu. Tuhan saja tidak akan pernah
mengecewakan umatnya yang berusaha mencintaiNya. Mungkin selama ini cintaku
lebih besar kepadanya hingga aku melalaikan untuk mencintai Sang Pemilik Cinta
yang Kekal, yaitu Allah SWT. Sadarku Allah tidak pernah menduakanku. Sadarku
Allah selalu ada untukku saat aku jatuh. Sadarku Allah yang dapat membuatku
terbangun dari mimpi-mimpi burukku. Sadarku yang tidak pernah sadar akan
keberadaanNya. Menangis tersedu aku dalam sejudku malam ini...
*****
Sehari, seminggu,
sebulan bahkan hampir kulewati setahunku hanya dengan kesibukanku. Hanya
bekerja, kuliah dan bermain yang aku lakukan untuk mengisi kegiatanku. Lumayan
untuk merefresh pikiranku yang mulai jenuh dan mengisi ruang hampa yang memang
benar-benar kosong saat itu. Aku menikmati saat-saat seperti ini. Yang aku
takutkan justru ketika aku beranjak tua dan aku menyesal tidak pernah menikmati
masa remajaku. Masa-masa dimana aku dapat sepuasnya melakukan hal-hal yang
berguna. Mengejar cita-citaku, membahagiakan orang tua, bermain bersama teman
karibku, memiliki sesuatu yang sangat aku mimpikan sedari dulu, dan lain
sebagainya yang ingin kuwujudkan pada masa itu.
Aku tidak pernah merasa
sendiri. Bahkan aku tidak pernah merasa iri jika aku berjalan dengan sahabatku
yang masing-masing membawa pasangannya. Aku juga tidak pernah merasa terabaikan
ataupun menjadi obat nyamuk saat bersama mereka. Aku tidak pernah kecewa dengan
takdirku. Kalau ada orang berkata “Jalani hidup bagaikan air yang mengalir”, bagiku mereka salah
menafsirkan. Menjalani hidup, menjalani takdirnya sebisa mungkin kita berusaha
untuk merubah hidup dan takdir kita menjadi indah. Menjadikan mereka mengalir
ke arus yang airnya jernih, menyegarkan dan bermanfaat. Bukan hanya dibiarkan
mengalir, karena kita tidak akan pernah tahu kemana mereka akan bermuara.
Kejadian lucu, aneh dan
berkesan datang silih berganti mnghampiri roda kehidupanku. Mulai berkenalan
dengan teman sahabatku sendiri, kakak teman sekuliahku, dan makhluk-makhluk
lainnya. Tidak ada sesuatu yang lebih saat bersama mereka. Mereka sudah seperti
kakakku sendiri, meskipun perhatian mereka terkadang lebih. Perhatian yang
membuatku risih sebenarnya. Sahabatku sendiri hampir marah dan bingung melihat
tingkahku yang sepertinya tidak mau lagi mengenal makhluk yang benama
laki-laki. Mereka bilang aku kaku dan keras. Yaa.. aku memang telah kehilangan
hasratku untuk mengenal mereka.
*****
Satu tahun sudah akan
berlalu, tetapi aku masih asyik sendiri dengan hidup yang kubuat sendiri. Aku
hanya ingin suatu saat aku akan menoreh pelangi di atas langit pikiranku, menghapus
awan hitam yang berkubang di sana. Seperti apa yang pernah aku ingat saat
membaca suatu blog “Akan ada pelangi setelah hujan”. Akan ada sesuatu yang
indah setelah melewati cobaan yang diberikanNya. Tidak ada gunanya hanya
mengeluh dan berburuk sangka kepadaNya. Karena yang aku tahu, Dia sudah
menyiapkan sesuatu lebih spesial untuk kita yang memang spesial.
Pertemuanku dengannya
tidak pernah terduga dan terbayang. Saat pertama bertemu pun tak ada kesan yang
berarti, biasa saja bagiku. Seperti halnya bertemu dengan teman-teman lamaku
yang lainnya. Kami memang lama tidak pernah bertemu, mungkin sudah hampir lima
tahun ataupun lebih. Sebegitu lamanya hingga aku lupa. Dia yang ternyata mantan
dari seorang sahabatku, sekarang begitu memiliki arti yang sangat besar bagiku.
Pertama kali bertemu
hanya biasa saja, tersenyum layaknya memnyapa orang yang memang lama tidak
pernah bertemu. Berkomunikasi pun tidak, hanya senyumnya yang berbicara. Yang
aku tahu sahabatku masih menaruh hatinya pada dia, meski aku tahu sahabatku
sudah punya penggantinya. Aneh memang kedengarannya.. sudah memiliki tambatan
hati, tetapi masih mengenang yang sudah-sudah. Dan aku pun hanya bisa
mendengarkannya berbicara tentangnya. Lima huruf itu memang aneh, dia dapat
dengan mudah membolak-balikkan perasaan seseorang dengan cepatnya. Begitu hebat
Tuhan mencpitakan lima huruf tersebut.
Kedua kalinya tidak
sengaja bertemu lagi dengan dia. Dan yang sangat aku herankan, sahabatku lagi
yang membawa aku bertemu dengannya. Sahabatku memang sengaja bertemu dengan
temannya yang sedang berlibur di kota ini, Gresik. Dan yang baru aku tahu juga,
temannya adalah seseorang di masa lalunya yang tidak lain adalah teman dari
dia. Dunia memang tidak selebar daun kelor. Bertemu dia tidak ada firasat bahwa
aku akan tertarik bahkan jatuh cinta kepadanya.
Dia hadir bukan dari
sekali atau dua kali bertemu. Lagi-lagi dia hadir lewat pesan masuk di
handphoneku. Entah darimana dia memliki nomorku aku tidak pernah memikirkannya.
Dia teman masa smp ku, dia yang aku sudah lupa apa aku pernah sekelas dengannya
saat masa sekolah itu. Mungkin lebih tepatnya tidak pernah sekelas dengan dia,
tetapi aku kenal dia. Dan hari-hariku kini seiring waktu menjadi aneh saat
membaca pesan-pesan masuk darinya. Sering tersenyum sendiri, terkadang juga
cemberut membacanya, hal yang aneh terjadi padaku setelah sebelumnya aku tidak
pernah seperti itu. Kuingat lagi lima huruf itu.. tapi buru-buru kutepiskan.
Ini bukan....
Ternyata pertemuanku
dengan dia tidak hanya terjadi lewat pesan di handphone. Pertemuan yang
selanjutnya terjadi memang disengaja tidak seperti sebelumnya. Lagi-lagi hal
yang aneh menggerogoti pikiranku. Lima huruf itu terbayang-bayang saat
melihatnya. Yang aku takutkan jika dia memiliki rasa itu kepadaku. Sedangkan
aku masih tidak ingin memikirkan hal itu. aku masih tramua dengan segala apa
yang berkaitan dengan lima huruf itu. Aku hanya ingin dekat dan mengenal dia
lebih jauh, tetapi bukan untuk menjadikannya sebagai tempatku bermuara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar