Teori-teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses yang akan dibahas 1) teori pengharapan, 2) pembentukan perilaku, 3) teori Porter –Lawler, dan 4) teori keadilan.
Teori Pengharapan
Konsep
ini berhubungan dengan motivasi, dimana individu diperkirakan akan menjadi
pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat 1) suatu kemungkinan
(probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke prestasi
tinggi, 2) suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke
hasil-hasil yang menguntungkan, dan 3) bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi,
pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Teoeri
pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan
kenyataan : para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka yang
dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternative
dari perilakunya.
Menurut
Victor Vroom, dikenal dengan teori nilai – pengharapan Vroom, orang dimotivasi
untuk bekerja bila mereka (1) mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan
mengarahkan ke balas jasa tertentu, dan (2) menilai balas jasa sebagai hasil
dari usaha-usaha mereka.
Pembentukan
Perilaku
B.F.
Skinner mengemukakan pendekatan lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan
merubah perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku (operant conditioning)
atau sering disebut dengan istilah-istilah lain seperti behavior modification,
positive deforecement, dan Skinnerian conditioning. Pendekatan ini didasarkan terutama atas hokum
pengaruh (law of effect), yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang
diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.
Jadi,
perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian (stimulus)
adalah penyebab konsekuensi tertentu.
Ada
empat teknik yang dapat digunakan manajer utnuk mengubah perilaku bawahan :
1.
Penguatan
positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan yang memuaskan
kebutuha-kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti penghargaan berwujud
hadiah, promosi dan uang.
2.
Penguatan
negatif, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak
menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di masa mendatang
(avoidance learning).
3.
Pemadaman,
dilakukan dengan peniadaaan penguatan.
4.
Hukuman, melalui
mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan
pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
W. Clay hammer telah
mengidentifikasikan 6 (enam) pedoman penggunaan teknik-teknik pembentukan
perilaku, atau disebut teori belajar (learning theory), yaitu :
1.
Jangan
memberikan penghargaan yang sama kepada semua orang.
2.
Perhatikan bahwa
kegagalan utnuk member tanggapan dapat juga mengubah perilaku.
3.
Beritahu
karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
4.
Beritahu
karyawan tentang apa yang dilakukan secara salah.
5.
Jangan member
hukuman di depan karyawan lain.
6.
Bertindak adil.
Teori Porter –
Lawler
Model
Porter – Lawler adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi
mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil.
Para manajer tergantung terutama pada pengharapan di masa yang akan dating, dan
bukan pengalaman masa lalu.
Model
pengharapan ini menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang seharusnya
memotivasi bawahan dan juga implikasi bagi organisasi. Seperti yang diutarakan
oleh Nadler dan Lawler, implikasi-implikasi model tertentu bagi manajer
mencakup :
1.
Pemberian
penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2.
Penentuan
prestasi yang diinginkan.
3.
Pembuatan
tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4.
Penghubungan
penghargaan dengan prestasi.
5.
Penganalisaan
faktor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan efektifitas penghargaan.
6.
Penentuan
penghargaan yang mencukupi atau memadai.
Sedangkan implikasi-implikasi bagi organisasi adalah
meliputi :
1.
Sistem
penghargaan organisasi harus dirancang untuk memotivasi perilaku yang
beringinkan.
2.
Pekerjaan itu
sendiri dapat dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsic.
3.
Atasan langsung
mempunyai peranan penting dalam proses memotivasi.
Teori Keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil dari
berbagai penelitian adalah teori keadilan dan ketidak-adilan. Teori ini
mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara 1)
masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan)
yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima
karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Faktor kunci bagi manajer dalah mengetahui apakah
ketidak adilan dirasakan, dan bukan apakah ketidak-adilan secara nyata ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar